Reporter: Berita Kota | 20 Februari 2009
Pertumbuhan angkat pecandu narkoba selalu meningkat setiap tahun. Guna membantu penyembuhan pecandu dan penyalahguna narkotika dan obat berbahaya (narkoba), Pemkot Jakarta Pusat membuka klinik layanan terapi pengobatan jangka panjang (rumatan). Layanan ini dipusatkan di lantai dasar Puskesmas Kecamatan Senen, Jl Kramat VII.
Walikota Jakarta Pusat Sylviana Murni saat meresmikan Klinik Rumatan Metadon, Kamis (19/2) mengharapkan kehadiran klinik khusus narkoba ini bisa membantu menyembuhkan secara total para remaja yang sudah terseret penyalahgunaan.
Klinik yang baru saja diresmikan penggunaanya sekitar pukul 10.00 langsung mendapat sambutan positif. Puluhan pecandu langsung mengantre untuk mendapatkan pelayanan. Pemuda berinisial S (24), warga Jl Kembang adalah salah seorang yang antre di loket pendaftaran ditemani kakak lelakinya. Lelaki kurus itu mengaku, menjadi pecandu sejak 1997.
"Terapi seperti ini sebetulnya sudah pernah saya lakukan. Tapi karena tempatnya jauh, tak saya lanjutkan," katanya seraya berharap dengan adanya terapi serupa di dekat rumahnya, ia bisa rutin berobat dan ketergantungan pada narkoba, bisa hilang.
Sejumlah ibu juga terlibat mendampingi beberapa pasien remaja yang tengah duduk belajar. Dipastikan, ibu-ibu itu datang untuk menemani anaknya berobat. Sayang, diantara belasan pasien dan pengantar, tak ada yang mau membuka mulut mereka kerap menutup rapat identitas.
"Maaf ini rahasia keluarga, jadi tak perlu dibesar-besarkan," kilah salah seorang ibu.
Walikota Jakarta Pusat Sylviana Murni saat meresmikan Klinik Rumatan Metadon, Kamis (19/2) mengharapkan kehadiran klinik khusus narkoba ini bisa membantu menyembuhkan secara total para remaja yang sudah terseret penyalahgunaan.
Klinik yang baru saja diresmikan penggunaanya sekitar pukul 10.00 langsung mendapat sambutan positif. Puluhan pecandu langsung mengantre untuk mendapatkan pelayanan. Pemuda berinisial S (24), warga Jl Kembang adalah salah seorang yang antre di loket pendaftaran ditemani kakak lelakinya. Lelaki kurus itu mengaku, menjadi pecandu sejak 1997.
"Terapi seperti ini sebetulnya sudah pernah saya lakukan. Tapi karena tempatnya jauh, tak saya lanjutkan," katanya seraya berharap dengan adanya terapi serupa di dekat rumahnya, ia bisa rutin berobat dan ketergantungan pada narkoba, bisa hilang.
Sejumlah ibu juga terlibat mendampingi beberapa pasien remaja yang tengah duduk belajar. Dipastikan, ibu-ibu itu datang untuk menemani anaknya berobat. Sayang, diantara belasan pasien dan pengantar, tak ada yang mau membuka mulut mereka kerap menutup rapat identitas.
"Maaf ini rahasia keluarga, jadi tak perlu dibesar-besarkan," kilah salah seorang ibu.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !